Cara Penggunaan Was dan Were dan Subjunctive Mood. Dijamin Makin Ngerti!

Hi, English enthusiasts! Di tengah pandemi yang masih berlangsung ini, kalian masih semangat belajar Bahasa Inggris kan? Tentu saja harus karena mau bagaimana pun keadaannya, kemampuan bahasa Inggris sangat berguna untuk banyak keperluan, seperti bekerja atau melanjutkan studi. Anyway, kali ini kita bakal bahas tentang penggunaan was dan were.

TENSES

Sebelumnya kita perlu tau bahwa dalam Bahasa Inggris, ada 3 tenses utama, yaitu: Past, Present, dan Future. Ada juga beberapa ahli linguistik yang mengklaim hanya ada 2 tenses karena Future Tense tidak memiliki bentuk Verb sendiri dan hanya menggunakan penambahan Modal Verbs­ (will, be going to) untuk menandakan waktunya. Fokus kita utama kali ini adalah konsep penggunaan PAST TENSE. Mungkin kalian masih inget waktu sekolah kalau salah satu ciri dari PAST TENSE adalah penggunaan WAS dan WERE dan Verb 2 (misal, ‘called’, ‘went’, ‘grew’, ‘understood’).

pixabay.com

VERBAL & NOMINAL SENTENCES

Oiya, kita juga perlu tau kalau kalimat dalam bahasa Inggris itu pada dasarnya terbagi menjadi 2: Verbal & Nominal.
1) Kalimat verbal adalah kalimat yang menggunakan kata kerja utama (main verb), yang biasanya adalah kata kerja tindakan (action verb).
Misalnya, “Mark goes to the library every Saturday”: kata goes adalah kata kerja utama sekaligus kata kerja tindakan.
2) Sementara itu, kalimat nominal adalah kalimat yang menggunakan to be, dan biasanya berfungsi untuk menunjukkan suatu keadaan.
Sebagai contoh, “My uncle is a teacher”: kata is adalah to be yang membuat kalimat menjadi nominal

WAS & WERE

Nah apa hubungannya sama penggunaan WAS dan WERE? Dua kata ini termasuk ke dalam golongan to be, yang khusus dipakai untuk menyatakan kejadian di masa lampau (Past Tense).

Eits, tapi kalian harus inget bahwa WAS cuma bisa berpasangan dengan kata benda/subjek orang pertama tunggal ‘I’ dan orang ketiga tunggal ‘He/She/It’. Misalnya, kalian mau kasih tau ke orang-orang kalau kalian lahir di Surabaya, kalian bisa bilang, “I was born in Surabaya”. Contoh lainnya adalah “He was my classmate back in middle school”.

Sementara itu, WERE selalu berdampingan dengan subjek lainnya (You, They, We). Sebagai contoh:

– “Mr Drinkwater and Ms Mount were my teachers back in high school”

– “We were on vacation for five days”

pixabay.com

SUBJUNCTIVE MOOD

Sudah jelas kah? Okay, sekarang kita lanjut ke bahasan berikutnya yaitu tentang “I was” vs “I were”. Mungkin kalian merasa aneh dan bilang, “Loh memang WERE bisa berpasangan dengan I? Bukannya harusnya sama WAS?.” Well , pada dasarnya memang harus dengan WAS. Sebagai contoh: “I was very shy when I first came to school”. Kalimat barusan menyatakan sebuah hal yang benar terjadi dan nyata di masa lampau.

Namun, ada satu keadaan atau kondisi dimana ‘I’ bisa diikuti oleh ‘WERE’, dan keadaan itu disebut sebagai Subjunctive Mood. Apakah itu? Subjunctive Mood adalah kalimat yang menyatakan keadaan yang bersifat tidak nyata atau pengandaian. Perlu diingat bahwa penggunaan WERE adalah kunci utamanya karena WERE menandakan sesuatu yang tidak pernah/akan terjadi (pengandaian). Ciri-ciri lainnya adalah penggunaan frasa ‘As if’, ‘If’, dan ‘I wish’. Berikut adalah beberapa contohnya:

– Seb thinks and acts as if he were the leader of the team

– If she were to win a lottery, she would purchase that rare, luxurious bag

– I wish my teacher were more understandable during this hard time

Okay, English enthusiasts, itulah pembahasan tentang penggunaan WAS dan WERE. Sudah makin tercerahkan? Anyway, ini adalah salah satu dasar yang harus kalian pahami ketika mulai belajar Bahasa Inggris. Kalau kalian tertarik untuk belajar Bahasa Inggris lebih dalam lagi, SUN English siap banget nih buat ngebantu. Dengan program Premium Conversation dan General English yang terjangkau, kalian pasti bakal merasakan pengalaman belajar Bahasa Inggris yang menyenangkan dan mudah dipahami. Jadi tunggu apalagi? Yuk hubungi kantor SUN English terdekat!

Add a Comment

Your email address will not be published.